Saat melewati taman bunga
Terhenti suatu pandang dalam melodi aster pink
Nada-nada minor ia mainkan
Terhanyut, terlarut
Syahdu, menyelinap nurani
Aster pink bukan tipe yang setelah dipetik ia rela ditinggalkan begitu saja
Tentu saja pemetiknya harus merawatnya
Menyiram, menyayanginya
Mungkin karena ia merasa sendiri
Atau mungkin karena ia menunggu
Selalu menunggu pemetiknya datang
Hari demi hari Aster pink mengeluarkan wanginya
Menjelang fajar
Mengajak pemetik menikmati wangi
Menikmati penuh takzim
Di sanggabuwana aster pink mulai risih
Pemetik berjalan keliling mengitari taman
Tentu saja tak setiap waktu itu ada
Tak juga tega untuk tiada
Wahai hati yang khawatir
Tenangkanlah dalam harmoni dzikir
Melihatmu adalah aku
Yang kamu dengar adalah aku
Langkahmu adalah aku
Aku ada dalam kamu
Takusah kau capek mencari khabar
"Dimana dia, sedang apa?"
Sungguh dia bersama dirimu
Menjadi partikel dalam hatimu.
Kadang terlintas dalam benak
Apakah jiwa ini hanya sebuah pelarian
Pelarian sebuah penantian
Sehingga aster pink mencari persemayaman
Imanensi dan transendensi
Menyatukan ada dan tiada
Tak ada basah tanpa air
Tak ada api yang tak panas
Sebelum engkau menjadikan pelarian itu
Bisa jadi jiwa ini lari terlebih dahulu
#someone
Terimakasih atas bait puisi yang telah engaku rangkai untukku. Sungguh indah, dan aku hanya dapat mengucapkan terima kasih. Terimakasih banyak untuk amalan yang telah kamu ajarkan untuk mengawali umur baruku kemarin.
boleh minta satu puisinya? ;D
BalasHapuswahaaa...indahnyeeee :D
BalasHapuspengennnn....
sangat brkesaannnn.,.
BalasHapusSosweet dapat puisi dari someone !! cie cie indah banget !!
BalasHapus